Naga dan Bayangan Hitam

Alkisah hiduplah seekor naga yang tinggal di puncak gunung tinggi. Naga itu sangat besar dan kuat. Kulitnya hijau dengan sisik keras dan besar-besar. Tubuhnya bisa membuat mental siapapun yang menyerang. Ekornya sangat panjang dan bisa menyapu semua bintang di angkasa dengan sekali kibas. Mulutnya bisa mengeluarkan api besar yang sangat panas.


Saat lapar, naga itu turun dari gunung dan mencari mangsa. Setiap hari ia mendapatkan banyak mangsa yang ia inginkan. Tidak ada satupun makhluk yang bisa menyelamatkan diri dari serangan naga.


Suatu saat, naga merasa jengkel. Ada beberapa makhluk yang tidak takut padanya. “Semua harus tunduk dan takut padaku!” kata naga. Naga turun dari gunung dan mencari makhluk-makhluk yang tidak takut padanya.


Naga mendatangi katak. Katak sedang tidur-tiduran di bawah sinar matahari. “Ada apa, naga?” tanya katak santai. “Kamu harus takut dan tunduk padaku!” kata naga dengan suara keras. “Ah, aku tidak mau,” jawab katak. “Kamu harus musnah!” naga berteriak keras sambil meniupkan api yang sangat panas.


Naga pergi menemui kancil. “Kamu harus takut dan tunduk padaku,” kata naga. “Mengapa begitu?” tanya kancil. “Aku kuat dan bisa menghancurkanmu dalam sekejap!” naga mengancam. “Itu benar. Tapi aku tidak mau takut padamu,” jawab kancil. Naga menghantam kancil dengan ekornya.


Naga menjumpai monyet. “Kamu harus takut dan tunduk padaku,” kata naga. “Apakah kamu kesepian hidup sendirian di atas gunung?” monyet bertanya dengan tenang. “Tidak. Aku berkuasa di dunia ini. Aku bisa menghancurkan siapapun,” ujar naga. “Sebenarnya kamu sangat lemah. Kamu tidak bisa menghancurkan bayanganmu sendiri,” kata monyet. Naga mengamuk dan menindih monyet dengan tubuhnya yang besar.


Suatu hari matahari bersinar sangat terang. Naga melihat bayangan hitam ada di bawahnya. Bayangan hitam selalu mengikutinya. Ia jengkel. “Musnahlah kau!” naga meniupkan api besar. Bayangan hitam bergeming.


Naga mengibaskan ekor. Gunung tinggi tempat ia tinggal hancur. Bayangan hitam tidak bergerak sedikitpun. Ia tetap ada di sana.


Naga semakin marah. Ia melompat tinggi lalu menjatuhkan tubuh ke atas bayangan. Dunia berguncang hebat. “Dia sudah hancur,” kata naga. Sewaktu naga beranjak pergi, bayangan hitam kembali muncul. “Monyet itu benar. Bayangan ini kuat sekali,” ujar naga kesal.


Naga mengamuk. Ia terbang ke berbagai penjuru arah sambil berteriak keras. Naga sampai di sebuah gua yang teramat besar lalu menyelinap masuk. Bayangan hitam sudah musnah. Ia senang dan lega.


Naga tertawa keras sekali sampai gua besar hancur berkeping-keping. Tiba-tiba saja bayangan hitam kembali muncul. Ia terkejut bukan main. Naga lari ketakutan. Baru kali ini ia berhadapan dengan lawan yang sangat kuat.


Hari beranjak malam. Naga kelelahan dan beristirahat. Tiba-tiba ia sadar bayangan hitam sudah tidak mengikutinya lagi. “Mungkin dia juga kelelahan,” pikir naga.


Matahari kembali bersinar. Naga melihat bayangan hitam kembali muncul. Naga marah pada matahari yang membuat bayangan hidup lagi. Naga terbang tinggi lalu meniupkan api besar ke arah matahari. Matahari meledak hebat lalu musnah.


Dunia menjadi sangat gelap. Semua makhluk di dunia mati. Naga tidak peduli. Ia senang bayangan hitam sudah musnah. Naga berteriak-teriak keras merayakan kemenangannya.


07.19 AM

Omah Podjok, Bogor

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Terima Kasih Ahok!

Perjalanan Ananda dan Kehadiran Sang Idola

Dasar Kamu Enggak Normal!