Kepincut Ratu Sari (28) - Ananda Sukarlan : Balonku Ada Lima tapi Kesalahan Pianis Pemula Umumnya ada Sepuluh
Saya baru saja menonton video Ananda Sukarlan di akun YouTube Budaya Saya. Ananda menceritakan sepuluh kesalahan yang kerap dilakukan pianis pemula.
Wow! Senang sekali mendengarkan penjabaran Ananda. Detil, lengkap, dan pas untuk belajar! Saya sudah bagikan tautan video ke semua murid. Semoga semuanya bisa banyak belajar.
Saya pribadi sebagai pengajar mendapat banyak sekali manfaat. Bukan hanya untuk mengajar namun juga untuk berlatih sehari-hari.
Sekarang saya akan bagikan beberapa poin yang Ananda sampaikan. Selamat berefleksi!
+++
"Pendekatan untuk mengajar pemula tidak sama seperti calon musisi profesional," kata Ananda memulai penjabaran. Pemula bukan diarahkan untuk bermain sempurna, melainkan untuk memberi gambaran bahwa musik adalah cara untuk bercerita. Cerita tentang suasana hati atau hal yang ditemui sehari-hari. Lebih penting lagi, rasa ingin tahu dan cinta terhadap musik harus dibangkitkan untuk pemusik pemula. "Setelah mencintai kemudian barulah belajar secara spesifik teknik yang dibutuhkan," jelas Ananda.
Buku pelajaran musik tidak boleh semata-mata membahas teknik. Ananda mencontohkan musik di buku Alicia's Piano Book yang bercerita tentang bunga yang mekar atau layu, anak laki-laki yang berlarian, dan matahari terbenam. "Semua bercerita tentang pengalaman," katanya sambil mengenang momen jalan-jalan sore bersama putrinya yang rutin ia lakukan.
Pemusik pemula harus paham terlebih dulu tujuan berlatih dan bermain musik. Mereka bisa bosan bila sejak awal harus berlatih latihan jari tertentu berulang-ulang. Pengajaran untuk pemusik pemula bukan mengejar mahir, namun kreativitas dan imajinasi. "Kalau dia berbakat dan sudah jatuh cinta baru masuk ke detil," jelasnya.
Satu. Ingin langsung main musik sulit.
Pemusik pemula memiliki kemampuan teknik yang belum tinggi. Kurang baik bila langsung memainkan musik yang terlalu sulit untuk kemampuannya.
Kemampuan teknik yang belum mumpuni membuat murid butuh waktu lama sekali untuk menguasai musik sulit. Satu musik sulit bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan satu tahun. "Murid bisa bosan bahkan berhenti bermain musik," ujarnya.
Pemusik pemula harus mendapat materi bertahap. Tujuannya untuk membangun khazanah musik berbagai karakter dan nuansa. Waktu untuk merampungkan tiap karya sekitar dua sampai tiga minggu. Hingga tiba waktunya bermain musik sulit, mereka akan menghabiskan waktu yang cukup singkat.
Dua. Latihan tidak rutin.
Seringkali pemusik pemula terlalu sibuk dengan aktivitas lain sehingga melewatkan latihan. Padahal berlatih setiap hari adalah fondasi supaya setiap hari bisa menjadi lebih baik.
Ananda mengibaratkan seseorang menaiki anak tangga. Contoh seorang yang sudah sampai di anak tangga ke sembilan. Tidak latihan membuatnya justru turun ke anak tangga ke delapan atau tujuh. Saat ia berlatih, ia kembali ke anak tangga ke sembilan. "Jadi tidak pernah mencapai anak tangga yang lebih tinggi," jelasnya.
Solusi yang Ananda berikan adalah berlatih selama 15 menit setiap hari. Itu lebih baik ketimbang berlatih hanya satu kali seminggu selama 30 menit atau satu jam. "Dalam durasi satu jam itu dia mengingat materi yang sudah lupa karena tidak berlatih sehingga tidak ada fondasi yang kuat untuk naik ke anak tangga berikutnya," ujar Ananda.
Tiga. Terlalu sering bermain dua tangan bersama-sama.
Ananda menjelaskan berlatih tangan kanan atau kiri saja sangat penting. Ada banyak detil yang harus diperhatikan dan dilatih.
Kurang baik bila terlalu banyak berlatih langsung dua tangan tanpa memperhatikan detil di tiap tangan. Ananda kemudian memainkan musik ciptaannya berjudul Boisterous Boys. Musik itu membantu murid berlatih tangga nada menggunakan karya. Ia menjabarkan proses latihan yang sebaiknya dilakukan satu tangan terlebih dahulu sampai lancar.
"Perhatikan musik tersebut menggunakan teknik apa dan fokus di situ. Tujuan berlatih juga harus jelas," ujar Ananda.
Empat. Selalu memulai latihan dari bagian awal musik.
Latihan sebaiknya dimulai dengan proses analisa. "Bagian mana yang sulit, ya latihan bagian situ dulu," katanya.
Tanpa analisa, seseorang akan selalu memulai latihan dari bagian awal musik. Bisa jadi, tenaganya terkuras karena selalu mengulang latihan dari depan sehingga bagian tengah dan belakang kurang matang. "Nanti yang bagus bagian permulaan doang," katanya.
Lima. Berlatih langsung dengan tempo cepat.
Seringkali pemusik pemula kurang sabar berlatih tempo lambat dan langsung memilih tempo cepat. Ananda mengatakan, latihan harus dimulai dari tempo lambat. Tujuannya untuk mencapai detil permainan yang baik. "Kita harus detil di setiap not," tegasnya.
Enam. Berlatih dengan materi melulu teknik.
Berlatih melulu materi teknik tanpa memahami tujuan latihan membuat semua pemusik tidak nyaman. Ananda bercerita tentang latihan jari Hanon yang berisi melulu latihan teknik. "Itu membunuh karir ribuan pianis. Pianis muda banyak yang berpikir tujuan dari latihan tersebut apa," katanya.
Latihan teknik tertentu tidak harus menggunakan materi yang berisi melulu latihan teknik. Ananda mencontohkan musik Boisterous Boys yang melatih teknik pergelangan tangan kiri. "Tidak bosan karena tangan kanan memainkan melodi yang menarik dan mudah," katanya. Latihan pergelangan tangan kanan juga ada di karya Ananda yang lainnya. Pengajar bisa memilihkan musik yang tepat sesuai kebutuhan teknik yang sedang dilatih.
Tujuh. Main musik tanpa tahu apa yang ada di belakang musik tersebut.
Ia mengatakan bahwa setiap musik memiliki cerita. Ada cerita konkrit ada pula yang abstrak. Tidak ada karya yang hanya sekadar tangga nada atau chord berulang-ulang. Pasti ada pesan yang ingin disampaikan. "Musik harus selalu komunikatif," kata Ananda.
Terkadang musik bisa menyampaikan apa yang tak tersampaikan kata-kata. Oleh karena itu permainan musik harus mengekspresikan perasaan tertentu.
Musik untuk pemusik pemula biasanya menceritakan hal konkrit. "Untuk bisa menceritakan hal yang abstrak harus belajar dari hal konkrit terlebih dahulu," katanya. Ananda mencontohkan Boisterous Boys yang menggambarkan anak-anak laki-laki yang bermain dengan ramai dan penuh keceriaan.
Delapan. Mengontrol pedal dengan kaki.
Ananda mengatakan bahwa kaki hanyalah alat sedangkan kontrol utama pedal ada di telinga. "Tentu maksudnya bukan saya masuk ke kolong piano untuk main pedal dengan telinga," canda Ananda.
Ananda memainkan musik ciptaannya, Walking at Sunset. "Ritme musik ini Andante yang dalam bahasa Italia artinya berjalan," katanya. Untuk membangun suasana yang sesuai Ananda membutuhkan pedal. Kontrol pedal dilakukan dengan mendengarkan harmoni.
Fungsi pedal adalah untuk menyatukan suara not-not yang dimainkan di piano. Namun adalah kurang tepat bila mengontrol pedal melulu berdasarkan ketukan tertentu seperti mengangkat pedal di ketukan satu dan tiga tiap bar. Sebabnya tidak selamanya harmoni berganti di ketukan tersebut. Itu akan menyebabkan harmoni yang bergerak di ketukan lain terkesan kotor karena pedal tidak dikontrol.
Ananda juga mencontohkan lewat musik Urip Iku Urup ciptaannya. Musik itu menggunakan pentatonik Jawa. Pedal dikontrol menyesuaikan harmoni pentatonik Jawa sehingga not yang bersebelahan pun tetap ditahan menggunakan pedal. "Kalau ini diaplikasikan ke musik Barat diatonis tentu jadi tidak tepat," katanya.
Sembilan. Tidak ada tempo yang sangat tepat.
Seperti semua jenis seni, tidak ada hal yang benar atau salah dalam musik. "Kalau kita menggambar langit tidak harus selalu biru. Bisa merah atau bahkan ungu," katanya.
Ananda hendak menggambarkan bahwa pemilihan tempo itu sangat relatif. Bukan berdasarkan tanda tempo yang ditulis komposer melainkan karakter yang hendak dibangun lewat konsep yang ada di kepala.
Ia kembali memberi contoh lewat Boisterous Boys.
"Kita bisa saja berpikir bahwa mereka anak-anak laki-laki yang nakal," katanya. Lalu Ananda bermain dengan tempo cepat sekali dan terkesan galak.
"Atau mereka hanya sekadar bermain-main. Berisik tapi agak santai," ujar dia. Ia lalu bermain dengan tempo tidak secepat sebelumnya.
Dinamika, keras lembutnya permainan, juga bisa menggambarkan suasana. Perbedaan antara 'nakal' dan 'berisik tapi agak santai' pun bisa digambarkan lewat dinamika. "Kita tuangkan konsep yang ada di kepala kita lewat tempo dan dinamika yang kita bentuk," kata Ananda.
Sepuluh. Bermain musik tanpa 'denyutan'.
Ananda mengatakan bahwa kesalahan yang kerap terjadi adalah bermain musik tanpa merasakan ketukan musik tersebut. "Kita punya jantung dan bisa merasakan denyut. Kita juga harus merasakan denyut musik yang kita mainkan," jelasnya.
Permainan tanpa merasakan ketukan akan terlihat sangat jelas saat memainkan syncopation (ketukan yang jatuh tanpa not di dalamnya, biasanya not jatuh persis setelah ketukan).
Ananda kemudian memainkan musik ciptaannya berjudul Urip Iku Urup. Ada beberapa bagian syncope di dalamnya. "Kalau tidak menghitung, syncope jadi kurang terasa. Syncope jadi muncul dengan baik kalau ada denyutan di dalam diri kita," terangnya.
"Work hard itu penting. Tapi kita juga harus work smart. Kritis, analitis, imajinatif, dan kreatif," ujar Ananda menutup penjabaran.
(Kepincut Ratu Sari adalah singkatan dari Kelas Piano dalam Cuplikan Tulisan Seratus Hari. Tantangan bagi saya sendiri untuk membuat catatan berbagai aktivitas menarik di kelas piano. Catatan berlangsung selama 100 hari. Hari ini adalah hari ke 28.)
Comments
Post a Comment